Senin, 02 April 2012
Dalam kesibukan di sekolah, aku teringat si kembar di rumah.
Sedang apa ya mereka? Bermain-main apa rewel? Mudah-mudahan gak rewel. Nanti
begitu sampai dirumah, aku tidak boleh langsung ketemu sama mereka, aku harus
nyimpe dulu sampe selesai sholat, ganti baju dan makan siang. Bagaimana tidak,
jika si kecil sudah melihat ibu ato bapaknya pulang, pasti langsung minta di
gendong. Jika tidak si kecil akan rewel dan menangis, jadi gak tega kan??
Suara motor yang aku kendarai terdengar oleh yang momong
anak-anakku, dari jauh aku melihat mereka manjauh dan membawa si kembar keluar
rumah, biar aku tidak langsung keteku kereka. Sesampai dirumah akupun langsung,
mengambil air, wudhu, sholat, ganti baju dan makan siang. Tak lupa aku meminum
jus daun papaya, yang disaring airnya. Hemmmm…… nikmat sekali rasa pahit ini
hehehe…
Setelah semua dah selesai aku langsung menemui anak-anak.
Persis seperti dugaanku si kecil Izza langsung merengek minta digendong dan
netek, maka mbak Azza harus dibawa jalan-jalan dulu sama Lek.Yah (nama yang
momong), agar tidak rebutan sama adeknya. Adik Izza menetek dalam pangkuanku
dengan tenang, sesekali dia melirik-lirik aku dengan bola mata yang ceria,
seulas senyum tersungging dari bibi mungilnya, akupun meggodanya dengan balas
meliriknya.
“adek Izza manja jika dah ketemu sama Ibunya” Wo Timah (nama
yang momong adek) mengomentari gerak-gerik si kecil. Suara tangisan mbak Azza
membuatku sadar bahwa aku harus segera gentian menyusui mbak.Azza. adek pun
akhirnya mau lepas dari menyusu, namun dia tetap rewel dalam gendongan yang
momon, selalu saja mengahadap ke arahku, minta digendong.
Meskipun kini mbak.Azza dalam pangkuanku giliran menyusu,
namun mbak ikut menngis jika mendengar adinya menangis, apakah si kembar sedang
bercakap-cakap? Apa yang mereka cakapkan ya?
Kata yang momong jika ditinggal
sekolah aku dan suamiku, si kembar gak rewel, tapi tadi adek Izza selalu minta
minum dan badanya agak panas lagi. Tapi ketika orang tuanya pulang ada-ada saja
tingkah si kembar yang menguras perhatian aku dan suamiku. Maunya digendong ibu
dan bapaknay, duh…. Pintarnya si kembar… membuat kami kewalahan.
Adzan maghrib berkumandang, aku
dan suami menunggui si kembar yang sudah tertidur sejak pukul 17.30 tadi.
Sehabis Adzan suamiku langsung bergegas untuk sholat maghrib, dan bergantian
denganku. Belum selesai aku sholat, terdengar suara tangisan, waduh… jadi
kemrungsung nich sholatnya harus buru-buru selesai. Ternyata Dek.Izza terbangun
dari tidurnya, meskipun sudah digendong sama bapaknya, namun belum mau berhenti
nangis, ternyata dia minta minum. Begitu dalam dekapanku dia langsung
ngusel-ngusel mencari minumnya. Adek… adek….. namun…. Belum selesai adek netek,
mbak Azza bangun, minta minum juga, suara tangisan mbak.Azza pacah duh,
ramedeh. Suamiku tegopoh-gopoh membuatkan susu formula untuk mbak.Azza. kini mbak.Azza
dalam gendongan bapaknya, aku dalam posisi duduk mamangku adek yang masih
netek.
Ya Allah… mbak Azza gak mau minum
susu formula, dia terus saja menangis, susu yang formula yang mau diminumkan
ditolak, suamiku bingung, harus gimana coba… adek belum selesai minum dan gak
mau lepas, malah semakin kuat ngenyut, “adek… ayo gentian sama mbak” aku
mencoba membujuk sambil berusaha melepaskan adek. Namun adek tetap tidak mau
lepas. Akhirnya dengan dipegangi sama suami, mbak.azza menyusu di sebelah adek,
kini sikembar menyusu bersamas-sama, dan menikmati ASi dengan tenang, aku dan
suami tertawa dengan kejadian ini. Sabar…. Sabar…. Demi anak apapun di lakukan.