·
Pengertian
Karya Tulis Ilmiah
Banyak
tulisan yang beredar sekarang ini, lebih-lebih di internet. Namun demikian,
mungkin
tidak
banyak yang merupakan Karya Tulis Ilmiah (KTI). Secara sederhana, pengertian
Karya
Tulis
Ilmiah dapat dijabarkan dari kata-kata “Karya”, “Tulis”, dan “Ilmiah”.
“Karya”
mengandung pengertian hasil dari gagasan dan upaya sendiri baik yang bersifat
invensi (penemuan) maupun perumusan yang baru dari yang sudah ada, sehingga
bukan merupakan gagasan dan upaya orang lain.
“Tulis”
mengandung arti bahwa gagasan dan upaya tersebut diwujudkan dalam bentuk bahasa
tulis, bukan yang lain seperti benda (patung), alat dengar, atau yang lainnya.
“Ilmiah”
mengandung arti bahwa gagasan dan upaya tersebut merupakan hasil dan kegiatan
yang
didasarkan teori dan/atau fakta serta dianalisis dengan cara yang dapat dipertanggungjawabkan.
Beberapa
definisi berikut dapat mewakili apa yang disebut dengan Karya Tulis Ilmiah. KTI
merupakan karya tulis yang menyajikan gagasan, deskripsi atau pemecahan masalah
secara
sistematis,
disajikan secara objektif dan jujur, dengan menggunakan bahasa baku, serta didukung
oleh fakta, teori, dan atau bukti-bukti empirik. (Wardani,dkk, 2007). Secara sederhana,
Suharjono (2006) menyatakan bahwa KTI dapat diartikan sebagai laporan tertulis tentang
(hasil) suatu kegiatan ilmiah.
·
Karakteristik
Karya Tulis Ilmiah dan Indikatornya
Walaupun
berbeda-beda dalam bentuk, isi, (dan tentu saja angka kreditnya), namun semua
KTI memiliki kesamaan sebagai tulisan ilmiah, yaitu:
1.
Hal yang dipermasalahkan berada pada kawasan pengetahuan keilmuan.
2.
Kebenaran isinya mengacu pada kebenaran ilmiah.
3.
Kerangka sajiannya mencerminkan penerapan metode ilmiah.
4.
Tampilan fisiknya sesuai dengan tata cara penulisan karya ilmiah. (Suharjono,
2006).
Karakteristik
sebuah KTI dapat dikaji dari minimal empat aspek, yaitu struktur sajian, komponen
dan substansi, sikap penulis, serta bahasa tulisan. (Wardani,dkk, 2007).
Struktur
sajian KTI sangat ketat, paling pokok terdiri dari bagian awal (pendahuluan),
bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian akhir. Bagian awal merupakan
pengantar ke bagian inti, bagian inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin
disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa subbagian. Sementara bagian
penutup merupakan simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang
tindak lanjut gagasan tersebut.
Komponen
KTI bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung
pendahuluan,
bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam
jurnal umumnya mempersyaratkan adanya abstrak.
Objektivitas
merupakan sikap penulis dalam KTI. Cirinya antara lain tidak memihak (impersonal),
menggunakan bahasa pasif, dan yang pasti berdasarkan data valid dan analisis yang
tepat-rasional.
Bahasa
yang digunakan dalam KTI haruslah menggunakan bahasa baku (EYD dalam Bahasa
Indonesia)
yang tercermin dari pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif
dengan
struktur
yang baku.
Suharjono
(2006) menyatakan, sebuah KTI memenuhi syarat sebagai sebuah hasil pengembangan
profesi jika memenuhi kriteria “APIK”, yaitu Asli, Perlu, Ilmiah, dan
Konsisten.
1.
Asli
Karya
tulis ilmiah itu haruslah merupakan karya diri si penulis, bukan
karya
orang lain,
bukan
pula dibuatkan oleh orang lain, atau menggunakan karya orang lain. KTI yang
tidak asli dapat terindentifikasi antara lain melalui adanya indikasi bahwa
tulisan itu skripsi, penelitian atau karya orang lain, adanya lokasi dan subjek
yang tidak konsisten, waktu pelaksanaan yang tidak sesuai, data yangtidak
konsisten, tanggal yang tidak konsisten, dan lain-lain.
2.
Perlu
KTI
seharusnya merupakan hasil sebuah usaha pemecahan masalah yang diperlukan oleh penulis
dalam pengembangan profesi. Oleh karena itu, haruslah jelas manfaatnya bagi
guru, siswa atau sekolah. KTI yang tidak perlu dapat terlihat dari masalah yang
dikaji terlalu luas, tidak langsung berhubungan dengan usaha pengembangan
profesi, tidak jelas manfaatnya, sudah jelas pemecahannya, dan tidak termasuk
macam KTI yang dipersyaratkan untuk pengembangan profesi.
3.
Ilmiah
Sebagai
karya ilmiah, KTI haruslah mengkaji permasalahan di khasanah keilmuan, menggunakan
kriteria kebenaran ilmiah (tidak didasarkan pada praduga,
mitos, akal sehat, atau
asumsi), menggunakan metode ilmiah (umumnya memuat dugaan teoritis dan uji empiris),
dan memakai tatacara penulisan ilmiah. Selain tidak memenuhi beberapa kriteria di
atas, suatu KTI yang tidak ilmiah juga terindikasi oleh tidak jelasnya rumusan
masalah, landasan
teori yang tidak sesuai, data yang tidak relevan dan tidak valid, analisis yang
tidak sesuai,
serta kesimpulan yang tidak sesuai atau tidak menjawab rumusan masalah.
4.
Konsisten
Permasalahan
yang diangkat dalam KTI haruslah sesuai dengan kompetensi si penulis sebagai
seorang guru, dan sesuai pula dengan tujuan penulis untuk pengembangan profesinya
sebagai guru dan terkait dengan dunia pendidikan. Menurut Wardani,dkk (2007)
terdapat empat hal yang tabu bagi seorang penulis ilmiah yaitu mengakui tulisan
orang lain, menukangi, menutupi kebenaran dengan sengaja, dan menyulitkan pembaca.
Sementara faktor yang mempengaruhi kualitas tulisan ilmiah dilihat dari
penggunaan bahasa adalah pemilihan kata yang tepat, pendefinisian yang tepat,
dan penulisan yang singkat. Selain itu, tulisan ilmiah yang komunikatif dapat
dihasilkan dengan memperhatikan gaya menulis, penyampaian ide, dan ekspresi.
referensi:
modul diklat online P4TKMatematika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar