PENDEKATAN PEMBELAJARAN OPEN ENDED
Menurut
Sulistyono, pendekatan merupakan penelaahan terhadap suatu obyek, menganalisis,
memperlakukan, mengevaluasi dari suatu sisi. Misalnya anak sebagai obyek, kalau
menganalisis perilakunya maka disebut menggunakan pendekatan behavioral
science, kalau yang dianalisis interaksi
sosialnya dengan diberi tugas belajar, disebut menggunakan pendekatan tugas
kelompok.
Pendekatan
pembelajaran matematika, adalah cara yang ditempuh guru dalam pelaksanaan
pembelajaran agar konsep yang disajikan bias beradaptasi dengan siswa. Kesimpulan
pengertian pendekatan secara umum adalah suatu jalan, cara, atau kebijaksanaan
yang ditempuh oleh guru atau siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran apabila dilihat dari sudut bagaimana proses
pembelajaran atau materi pembelajaran itu dikelola.
Salah
satu pendekatan yang sesuai untuk membangun kegiatan berpikir kritis dan
kreatif siswa antara lain adalah pendekatan open ended. Di Jepang,
pembelajaran yang berkembang dengan nama The Open ended Approach adalah
suatu pembelajaran yang menekankan pada guru untuk mengawali setiap pelajaran
dengan sesuatu yang dapat dibayangkan oleh siswa dan menyarankan proses dan
produk yang bervariasi. Menurut Erman Suherman problem yang diformulasikan
memiliki multi jawaban yang benar disebut juga problem open ended atau
problem terbuka. Dengan problem open ended tujuan utamanya bukan untuk
mendapatkan jawaban tetapi lebih menekankan pada bagaimana cara untuk sampai
pada suatu jawaban. Disamping itu siswa juga dapat menjelaskan jawaban yang
mereka peroleh.
Pendekatan open
ended juga dapat digunakan sebagai alat evaluasi:
“Open ended Problems are
also used as assessment tasks because “In responding to such (open-ended)
items, students are often asked not only to show their work, but also to explain
how they got their answer or why they choose the method they did” (Schoenfeld,
A. et al., 1997).
Open
problems sendiri dapat dikelompokkan menjadi dua bagian. Yakni open-ended
roblems dan pure open problems. Untuk open-ended problems
sendiri dapat dikelompokkan menjadi dua agian. Yakni:
(1) problems
dengan satu jawaban bermacam cara penyelesaian; dan
(2) problems
dengan bermacam cara penyelesaian juga bermacam jawaban.
Pokok pembelajaran open
ended adalah adanya pembelajaran yang membangun kegiatan interaktif antara
matematika dan siswa sehingga mengundang siswa untuk memjawab permasalahan
melalui berbagai strategi. Kegiatan matematis dan kegiatan siswa harus bersifat
terbuka. Pembelajaran dengan pendekatan open ended biasanya dimuali
dengan memberikan problem yang terbuka. In the teaching method that we call
an ”open ended approach” an incomplete” problem is presented first. The lesson
then proceeds by using many correct answers to the given problem to provide
experience in finding something new in the process. This can be done through
combining students’ own knowledge, skill, or ways of thingking thet have
previously been learned.
Kegiatan
matematis dan kegiatan siswa disebut terbuka jika memenuhi 3 aspek berikut:
1. Kegiatan siswa
harus terbuka
Kegiatan pembelajaran harus mengakomodasi
kesempatan siswa untuk melakukan sesuatu secara bebas sesuai kehendak mereka.
2. Kegiatan
matematika adalah ragam berpikir
Kegiatan matematika adalah kegiatan yang di
dalamnya terjadi proses mengabstraksikan dari pengalaman nyata kehidupan
sehari-hari kedalam bahasa matematika atau sebaliknya. Jika proses penyelesaian
suatu problem mengandung prosedur dan proses diversifikasi dan generalisasi,
kegiatan matematika dalam pemecahan masalah seperti ini dikatakan terbuka.
3. Kegiatan siswa dan
kegiatan matematik adalah satu kesatuan.
Ketika siswa melakukan kegiatan matematik
untuk memecahkan permasalahan yang diberikan, dengan sendirinya akan mendorong potensi
mereka untuk melakukan kegiatan matematika ketahap berpikir yang lebih tinggi.
Menurut Nohda (2000)
tujuan dari pembelajaran open ended ialah untuk membantu mengembangkan
kegiatan kreatif dan pola piker matematis siswa melalui problem solving secara
simultan.52 Pembelajaran dengan pendekatan open ended biasanya dimulai
dengan memberikan problem yang terbuka kepada siswa. Menurut Sawada, bila open-ended
problems diberikan pada para siswa di sekolah, setidaknya ada lima
keuntungan yang dapat diharapkan. Yaitu:
1. Para siswa terlibat lebih
aktif dalam proses pembelajaran dan mereka dapat mengungkapkan ide-ide mereka
secara lebih sering.
2. Para siswa mempunyai
kesempatan yang lebih dalam menggunakan pengetahuan dan keterampilan matematika
mereka secara menyeluruh.
3. Setiap siswa dapat
menjawab permasalahan dengan caranya sendiri.
4. Pembelajaran dengan
menggunakan open-ended problems semacam ini memberikan pengalaman nyata
bagi siswa dalam proses bernalar.
5. Ada banyak
pengalaman-pengalaman berharga yang akan didapatkan siswa dalam bentuk kepuasan
selama proses penemuan jawaban dan ketika mendapat pengakuan dari siswa-siswa
lainnya.
Referensi:
Al Jupri, Open-Ended
Problems dalam Matematika, (diakses, 13 Januari 2008)
Bansu I
Ansari, Antara Matematika dan Dunia Nyata, diakses, 31 Januari 2007
(http://www.serambinews.com/old/index.php?aksi=bacaopini&opinid=223, 21/12/2004)
Erman Suherman, Strategi
Pembelajaran Matematika Kontemporer.
What is the Open
ended Problem Solving?, (diakses, 20 Februari 2008) http://www.mste.uiuc.edu/users/aki/open_ended/WhatIsOpen-ended.html
Shimada, Shigeru. The
Open ended Approach: A New Proposal for Teaching Mathematics. (Reston,
Virginia: National Council of Teachers of Mathematics. 2003).
T.
Sulistyono, Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Mata Pelajaran”Modul
Umum Wawasan Pendidikan” (Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama,
Direktorat Jendral tingkat Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional,
2003).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar