Seminggu yang
lalu tepatnya tanggal 22 – 25 April Ujian Nasional Tingkat SMP telah
diselenggarakn dengan lancar. Alhamdulillah pelaksanaan di sekolah tempat aku
mengajar yaitu di SMP N 5 Kepil Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah juga terlaksana
dengan lancar dan tertib. Rasanya sudah agak lega meskipun masih deg-degan juga
menunggu hasil pengumuman kelak. Aku berpikir sejenak ketika berada di ruang
guru, kok aku merasa agak jenuh ya? Apa selama ini terlalu monoton dalam
menyampaikan pembelajaran, karena terforsir membahas latihan-latihan soal terus
sebagai persiapan kelas Sembilan, ternyata tanpa aku sadari di kelas delapan
aku juga menerapkan hal yang sama.
Dari ruang
kantor menuju kelas 8A jam pertama dan kedua ini aku mengajar, aku merenung…
apa ya hal lain yang dapat aku berikan pagi ini agar lebih menyenangkan,
kayaknya anak-anak juga perlu di refresh juga tentang pelajaran sebelumnya,
kemungkinan anak-anak juga tidak belajar di rumah selama liburan pelaksanaan
Ujian Nasional kelas IX kemarin? Itulah pertanyaanku dalam hati. Meskipun
sebenarnya sudah ada RPP yang aku buat dan sebagai bahan acuan dalam
pembelajaran pagi ini, namun keluar dari RPP asalkan masih dalam koridor SK dan
KD serta Indokator pembelajaran juga tidak masalah.
Sesampai dikelas
aku sebenarnya juga belum menemukan ide apa yang akan aku terapkan. Di awal
pembelajaran setelah salam dan presensi,
apersepsi yang aku mulai adalah bertanya tentang materi yang telah aku berikan
sebelumnya. Sesuai dengan dugaanku mayoritas anak-anak sudah lupa pelajaran
terdahulu, aku harus me-refresh tapi yang menyenangkan. Aha…. Aku pakai
permainan RUJAKAN saja. Kayaknya menarik.
“anak-anak saya
akan mengecek ingatan kalian tentang Kubus dan Balok, unsure-unsur serta Luas
permukaan dan Volum keduanya, silahkan dibuka kembali dan dipelajari, saya
beriwaktu 5 menit. Nanti akan saya tunjuk siapa yang kena pertanyaan dengan
sebuah permainan yang menyenangkan dan menyegarkan suasana pagi ini biar tambah
segar”
Anak-anakpun
serius mempelajari kembali. Setelah waktu 5 menit berlalu, sayapun mengarahkan
anak-anak agar posisi tempat duduk dirubah menjadi leter U, hanya menggunakan
kursi saja, tanpa meja. Serta jumlah kursi harus pas persis dengan jumlah
siswa, kalau ada kursi yang tersisa, bisa ditaruh di belakang terlebih dahulu.
Simsalabim…. Suasana kelas kini tidak formal lagi seperti bisaanya, namun jadi
lebih menyenangkan karena berbentuk leter U dan setiap siswa bisa lebih
berdekatan dengan teman yang lainnya.
Setelah semua
siswa duduk rapi dalam format leter U, saya pun menjelaskan bahwa kali ini kita
akan bermain RUJAKAN. Buah-buahan yang akan digunakan sebagai bahan RUJAK diambil
dari kesepakaan kelas yaitu buah mangga, jambu, belimbing dan nanas.
Tata cara permainannya adalah:
1. Sebelumnya
anak-anak sudah diberi dengan label satu-persatu, siapa yang menjadi mangga,
jambu, belimbing dan nanas
2. Saya
akan menanyakan RUJAKAN Yuk……
3. Anak-anak
menjawab: “Ayuk…. Rujak apa?
4. Kemudian
saya akan menyebutkan buah misal mangga, maka yang menjadi mangga harus berganti
tempat duduk
5. Nah
pada saat itu juga saya ikut duduk di tempat duduk siswa, otomatis aka nada satu
siswa yang tidak kebagian tempat duduk.
6. Siswa
yang tidak kebagian tempat duduk tersebut kebagian jatah pertanyaan
Beginilah
contoh suasana permainan dan soal yang aku berikan:
Guru : “RUJAKAN Yuk…..”
Siswa : “Ayuk…. RUJAK apa?”
Guru : “RUJAK belimbing dan jambu” (sambil
saya mencari tempat duduk yang kosong)
Akhirnya
tersisa peserta didik yang tidak kebagian tempat duduk, kemudian saya
memberikan pertanyaan.
Guru : “Pertanyaannya
adalah: diketahui volume sebuah kubus 343 cm2, berapakah panjang rusuk kubus
tersebut?”
Siswa : “7cm”
Guru : “betul silahkan duduk kembali, kita
mulai permainan lagi untuk mencari korban lagi…”
(semua
siswa tertawa)
Kejadian-kejadian
lucu bisa terjadi dalam permainan ini, misalnya: anak-anak yang terjatuh saat
berebut tempat duduk, anak-anak yang saling usel-uselan, ada yang bingung
mencari kursi kosong padahal di sebelahnya kosong, dan lain sebagainnya.
Kejadian
lucu juga saya alami saat saya ternyata juga berebut kursi sama siswa, sontak
hal ini membuat semua siswa tertawa, disinilah seorang guru dapat membaur
dengan siswa, sehingga suasana jadi lebih akrab dan friendly.
Di
dalam permainan ini guru juga dapat merancang siapa siswa yang kira-kira akan
ditargetkan untuk sasaran pertannyaan, yaitu dengan menyebutkan nama buah siswa
tersebut. So… target-target pembelajaran serta materi yang akan kita sampaikan
dapat terlaksana dengan permainan ini. Sehingga tidak mengganggu jalannya transfer of knowledge. Disamping segi
kognitif tercapai, dalam permainan ini juga ada aspek psikomotorik yaitu siswa
lebih banyak bergerak dan membuat suasana ceria sehingga tidak ada siswa yang
ngantuk, semua pada konsentrasi. disamping itu aspek afektinya juga tidak
ketinggalan yaitu anak-anak dilatih untuk jujur. Yang jadi belimbing harus
bergerak dengan sendirinya jika disebutkan buah belimbing, kalau tidak jujur
maka siswa tersebut akan diam saja tidak ikut berpindah tempat duduk, dan tidak
menaati aturan permainan.
Untuk
menghindari siswa biar tidak pasif ketika siswa yang di depan kelas mengerjakan
soal, saya juga meminta semua siswa untuk mengerjakan soal yang saya berikan
kepada siswa yang terkena sasaran, kemudian saya akan berkeliling mengecek
semua siswa agar benar-benar mengerjakan.
Itulah
sekelumit cerita saya tentang menghindari pelajaran matematika agar tidak
membosankan. Taklupa saya sampaikan kepada LP2KIS karena ilmu-ilmu yang saya
dapat sewaktu aktif di organisasi tersebut. Hemmm….. kangen masa-masa kuliah
dulu ketika asyik dengan teman-teman share tentang permainan-permainan agar
suasana kelas tidak membosankan, ice
breaking, game in door, game out
door, Out Bound.
Kangen
Out Bound……….
mantap....
BalasHapussip mbak ismul...
hehe... mksh, anak-anak jadi ketagihan rujakan. da ide permainan lain buat matematika fur?
BalasHapus